30 Januari 2015

Kaligata atau Biduran : Kelainan Kulit yang Menyiksa

Pernah mendengar Biduran atau Kaligata ? Duuuh...semoga hanya pernah mendengar atau melihatnya saja ya. Karena meskipun kelainan pada kulit ini bukan termasuk penyakit berat atau bahkan sampai mematikan, namun kelainan tersebut bisa dibilang sangat-sangat mengganggu bagi penderitanya, termasuk saya.

Secara pastinya saya lupa kapan mulai mengalami menderita kelainan tersebut. Namun masih jelas terekam dalam ingatan saya pada saat menjelang Ujian Nasional ketika saya di bangku SMP, biduran itu menjadi sangat mengganggu konsentrasi belajar saya. Di sisi lain harus fokus dengan seabrek materi yang harus dipersiapkan untuk ujian, namun di sisi lain rasa gatal itu seakan tidak mau kompromi. Semenjak itu saya mulai akrab dengan yang namanya biduran.

Kulit saat biduran (Sumber Foto : mediskus.com)

Kaligata atau biasa orang menyebutnya dengan istilah biduran, atau istilah di dunia medisnya adalah Urtikaria merupakan suatu kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap bermacam-macam sebab. Ciri-ciri biduran :
  • Bentol / penonjolan pada kulit dengan batas yang tegas
  • Rasa gatal disertai rasa panas di daerah bentol
  • Berwarna merah muda
  • Awalnya berupa bentol kecil-kecil yang kemudian mengumpul menjadi bentol besar
  • Akan menghilang setelah 1-48 jam
Urtikaria ada dua macam yaitu Urtikaria Akut dan Urtikaria Kronis. Urtikaria Akut umumnya berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari, dan dapat diketahui penyebabnya. Sedangkan Urtikaria Kronis bila sudah timbul akan berlangsung setiap hari selama beberapa bulan, dan umumnya tidak diketahui apa pencetusnya / alergennya.

Nah biduran yang saya alami ini tergolong yang kedua, yaitu urtikaria kronis. Rasa gatal yang diakibatkan biduran atau kaligata ini sama dengan gatal akibat ulat bulu. Dan biduran tersebut bisa timbul di bagian tubuh mana saja, di tangan, lipatan kulit, dada, punggung, muka, bahkan di daerah kewanitaan sekalipun. Sudah banyak dokter saya datangi, dari dokter umum sampai dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin (Sp.KK) namun biduran ini sampai kini masih setia muncul kapan saja. Dokter biasanya memberikan bedak anti gatal dan obat antihistamin seperti : 
  • CTM
  • Dextamin
  • Cetirizine
  • Fexofenadine
  • Iterhistin
  • Ioratadine
Obat antihistamin tersebut akan memblokir efek histamin yang menyebabkan terjadinya biduran, dan akan mengurangi rasa gatal serta menghilangkan ruam / bentol. Namun efek dari obat ini biasanya hanya berlangsung 1x24 jam. Sehingga saya harus minum obat ini lagi keesokan harinya bila tidak ingin timbul biduran. Namun karena takut ketergantungan biasanya saya hanya akan minum pada saat biduran sudah timbul dan rasa gatal sudah tak tertahankan. Dokter sudah menyarankan agar saya mencari tahu apa alergen atau pemicu biduran pada kulit saya. Dari makanan, binatang peliharaan ( terutama kucing ), sampai faktor cuaca. Namun setelah sekian lama saya perhatikan tidak ada satupun yang menjadi penyebab pasti mengapa biduran pada kulit saya bisa datang dan pergi sesuka hati. Saat saya coba makan udang, kepiting, keju, susu, atau makanan pencetus alergi lainnya, kalau biduran sedang bisa berdamai maka diapun tidak muncul. Ataupun pada saat musim penghujan, atau cuaca sedang terik sekalipun, kadang muncul kadang tidak. Sehingga dari sekian banyak pencetus alergi tersebut tidak ada satupun yang bisa saya beri check sign.
Biduran tersebut bila sudah datang berkunjung, setiap hari akan muncul di permukaan kulit yang berbeda-beda, yang nantinya akan menghilang dengan sendiri baik rasa gatal maupun bentolnya setelah beberapa jam. Dan kondisi tersebut bisa terjadi selama berbulan-bulan lamanya. Kemudian tanpa bisa diketahui juga apa yang mengobatinya, biduran tersebut bisa tidak kambuh selama beberapa tahun lamanya meski berada pada cuaca yang sama persis pada saat biduran tersebut kambuh.


Kondisi Tak Bersahabat

Mempunyai kelainan seperti ini tentu saja membuat saya sering berada pada kondisi yang tidak bersahabat. Beberapa kondisi yang sangat tidak bersahabat yang pernah saya alami saat biduran hadir di anatarnya :
  1. Saat Ujian - menghadapi ujian dan tiba-tiba si kaligata datang menghampiri, arrggh...garuk sana, garuk sini sangat mengganggu konsentrasi belajar. Kalau rasa gatal sudah sangat menjadi mau tidak mau minum obat antihistamin. Pada saat itu ibu sering menyediakan CTM, yang harganya relatif terjangkau. Namun efek sampingnya yaitu rasa kantuk yang amat sangat. Jadi gimana dong? gak minum gatalnya gak ketulungan, minum obat malah ngantuk. Serba salah ya jadinya :(
  2. Saat di Pantai Kuta, Bali - Waktu itu sedang jalan-jalan dalam rangka study tour SMA ke Bali selama 3 hari. Pada siang menjelang sore hari di pantai Kuta, biduran datang tanpa permisi. Memang dari paginya selama kunjungan ke beberapa tempat wisata bentol-bentol sudah mulai muncul sedikit. Namun masih bisa ditahan dan karena timbulnya juga bukan di daerah yang terlihat. Namun pada saat tiba di pantai Kuta, saya merasakan bagian leher dan wajah semakin gatal. Makin gatal, makin digaruk saking gak tahannya. Dan tambah lama muka saya berasa semakin menebal akibat bentol-bentol merah yang mulai mengumpul menjadi blok ruam yang besar di permukaan wajah. Saya rasakan saat itu kelopak mata membengkak dan gatal. Kedua pipi juga terasa menebal serta gatal. Berasa seolah-olah saya berubah menjadi Hulk waktu itu. Dan takut malu kalau dilihat teman-teman lainnya, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke parkiran di mana Bis kami menunggu di sana. Sepanjang jalan menuju parkiran bis saya berjalan menundukkan wajah serta menutupnya sebagian dengan jaket, malu bila sampai dilihat orang lain. Berjalan lumayan jauh sekitar 500 meter lebih untuk sampai ke parkiran Bis. Sesampainya di dalam bis, saya hanya tidur menelungkup di kursi  bis sambil menutupi wajah yang terasa sudah semakin menebal sambil menunggu sampai semua teman-teman kembali ke bis. Untungnya sesampainya di hotel tempat kami menginap, beberapa teman langsung membawakan CTM untuk segera saya minum, dah alhasil setelah beberapa saat sayapun tepar akibat efek samping rasa kantuk yang luar biasa.
  3. Saat Jam Kuliah - pada saat jam kuliah si kaligata nakal inipun pernah muncul mengganggu. Dan munculnyapun di leher serta wajah. Kalau di daerah lain, masih bisa saya tahan meski gatal luar binasa. Dan alhasil sayapun akhirnya ijin pada dosen untuk pulang dan tidak mengikuti mata kuliah har itu. Dan lagi-lagi, selama di angkot saya harus menutupi muka saya agar bentol-bentol besar itu tidak terlihat oleh para penumpang lainnya.
  4. Saat hamil - Pada saat hamil anak ke-1 dan ke-2 biduran itupun seakan tidak mau kompromi. Datang mengganggu selama masa kehamilan saya. Benar-benar harus berjuang melawan rasa gatal yang tak terkira, karena terpaksa tidak bisa minum obat antihistamin demi janin. Dan parahnya lagi, menahan sekuat tenaga agar jangan sampai menggaruk pabila bidurannya pas muncul di perut yang membuncit. Bahaya kan, bisa menjadi stretch mark, hiks :(
Biduran di perut bumil (sumber foto : google)
Karena sampai saat inipun belum juga bisa diketahui apa penyebab atau pemicu kaligata yang saya alami, akhirnya dengan lapang hati saya harus tetap bersyukur bahwa Allah masih memberikan kesehatan lainnya dan nikmat yang sungguh luar biasa banyaknya, daripada terpuruk meratapi sedikit kelainan yang saya alami ini. Dan bagi para penderita kelainan ini saya berbagi sedikit tips untuk bisa melewati kondisi yang tidak bersahabat ini.



Tips bagi para penderita biduran apabila kelainan tersebut sedang kambuh :
  • Jaga kebersihan tubuh dan pakaian
  • Jaga kebersihan lingkungan, terutama dari debu
  • Kenakan pakaian dengan bahan yang nyaman, lembut, dan tidak terlalu tebal
  • Oleskan krim atau bedak anti gatal pada daerah yang berbentol
  • Minum obat antihistamin yang aman (konsultasikan pada dokter anda)
  • Hindari dulu mengkonsumsi makanan pemicu alergi pada saat biduran muncul
  • Bila suka jamu, bisa coba konsumsi Jamu Gendong tradisional " kunyit asam + suruh + delima putih ". Alhamdulillah biduran yang saya alami sejak beberapa bulan yang lalu berangsur sirna sewaktu selama 2 pekan saya berlibur ke Semarang, dan di sana setiap pagi saya rajin minum jamu gendong tersebut. 



with love,
 


21 Januari 2015

Pempek Palembang : Kudapan yang Enak dan Bikin Ketagihan

Pempek Palembang - siapa sih yang tidak kenal dengan makanan khas Palembang ini. Teksturnya yang kenyal dengan rasa gurih ikan berpadu serasi dengan cuko yang asam manis pedas segar. Heemm...selalu berhasil membuat saya menelan ludah setiap kali membayangkan kenikmatan kala makan makanan ini.

Sebelum berbagi resep yang sudah saya praktekan mengenai Pempek Palembang, saya mau bercerita sedikit tentang asal mula saya mencicipi makanan asli Palembang ini. Dari kecil sudah sering dengar gongnya nama makanan tersebut, tapi apalah daya baru pertama kali bisa mencicipi makanan ini kala kerja dan mempunyai teman kost yang kebanyakan orang Palembang asli. Dan kebetulan sekali kami sekantor jadi jadwal hari kerja dan liburnya pun hampir selalu sama. Karena pada saat itu kami masih sama-sama lajang jadi setiap akhir pekan biasanya kami sering mengadakan acara rame-rame.Entah jalan rame-rame ataupun acara masak rame-rame di kostan kami. Seru pokoknya !!!... Dan tibalah akhirnya kami rame-rame membuat Pempek. Sekalian menimba ilmu pembuatan pempek asli dari wong kito galo. Dan di situlah awal saya merasakan yang namanya Pempek. Hemm...mungkin inilah yang disebut dengan Cinta pada Cicipan Pertama *tsaaah... Sejak saat itu saya jatuh hati pada makanan yang satu ini. Hingga setelah selang waktu kurang lebih 11 tahunan, baru kali ini saya punya keinginan untuk praktek membuatnya sendiri. Biasanya tinggal beli aja hihihihiii... Ya mungkin karena suami dan anak-anak pada doyan juga, selain karena faktor mahal juga kalau sering-sering beli di luar. Akhirnya penasaran ingin membuatnya sendiri. Dengan harapan bisa dapat pempek enak, murah, dan banyak ( jadi kalau masih pengen ya tinggal goreng lagi ) hehehe... Beda kan kalau beli di luar. Biasanya yang enak harganya mahal, jadi kalau porsi yang sudah dipesan habis, meskipun masih pengen yah berusaha menahan hasrat untuk tidak nambah.

Nah...sekarang yuk intip-intip resep Pempek yang sudah berhasil saya buat hari ini. By the way, ini trial and error saya yang kedua. Alhamdulillah...setelah googling sana-sini akhirnya menemukan rasa dan tekstur pempek Palembang yang pas dengan lidah saya.


Bahan 1 :
  • 30 gram terigu
  • 100 ml air
  • 1 sdm garam
  • 1 sdt gula pasir
  • 8 siung bawang putih, haluskan ( saya suka bawang putihnya banyak karena untuk menghilangkan bau amis ikannya )
  • 1 sdm minyak goreng

Bahan 2 :
  • 500 gram daging ikan tenggiri (bila sudah difillet tinggal kurleb 400gr), haluskan. Masukkan ke dalam freezer sekitar 15-30 menit
  • 100 ml air
  • 1 butir telur, kocok lepas

Bahan 3 :
300 gram tepung sagu Tani

Cara Membuat :

1. Siapkan Bahan 1
  • Haluskan garam dan bawang putih
  • Tuang terigu dalam panci, campur dengan bawang putih yang sudah dihaluskan, gula pasir, dan air. Aduk rata
  • Panaskan di atas kompor dengan api kecil hingga mengental, lalu angkat. Tuang 1 sdm minyak goreng, aduk rata. Simpan sejenak di dalam lemari es.
2.  Keluarkan daging tengiri dari dalam freezer. Campur dengan kocokan telur dan air, aduk rata dengan tangan.
3. Keluarkan Bahan 1 dari dalam kulkas, campurkan dengan Bahan 2 kemudian aduk rata menggunakan tangan.
4. Masukkan tepung sagu Tani sedikit demi sedikit ke ke dalam campuran bahan1+2, sambil diaduk asal saja dengan ujung jari-jari tangan. Usakan untuk tidak meremas adonan, agar hasilnya nanti tidak keras. Jika masih lengket bisa ditambahkan sedikit demi sedikit sagu Tani sampai adonan bisa dibentuk dan tidak lengket. ( kalau saya sudah cukup dengan 300 gr terigu )
5. Panaskan air di wajan cekung yang agak besar ( saya menggunakan wajan Milux teflon, jd seluruh adonan pempek yang sudah dibentuk bisa dicemplungin semua )
5. Bentuk adonan sesuai selera ( lenjer, kapal selam, dll ). Agar tidak lengket, lumuri telapak tangan dengan sedikit minyak.
6. Masukkan pempek ke dalam air yang sudah mendidih ( pastikan air sudah mendidih saat memasukkan pempek agar tidak lengket ). Tapi bila menggunakan wajan serbaguna anti lengket, tidak perlu kuatir lengket.
7. Rebus pempek hingga semuanya mengapung cukup lama, kurleb 10 menit mengapung ( tanda pempek sudah matang sempurna )
8. Angkat dan tiriskan.
9. Pempek siap untuk digoreng

Bahan Cuko :
  • 900 ml air
  • 250 gram gula aren
  • 50 gram asam jawa/madura
  • 2 sdm ebi kering yang sudah dihaluskan
  • 20 cabe rawit

Cara Membuat Cuko :
  • Campur semua bahan di panci, dan rebus hingga mendidih
  • Biarkan selama beberapa jam sebelum digunakan, agar rasa asam, pedas, dan manisnya tercampur sempurna ( ada baiknya cuko dibuat beberapa jam sebelum membuat pempek sehingga pada saat pempek sudah jadi dan siap digoreng, cukonya juga sudah siap ) 
  • Saring cuko pempek, simpan di botol atau toples agar mudah saat akan mengambilnya.
  • Sisa cuko bisa dimasukkan ke dalam lemari es agar lebih awet
 Selamat mencoba...


with love,



17 Januari 2015

Hadiah : Philips Avent NewBorn Starter Kit

Alhamdulillah...akhirnya datang juga yang dinanti sejak pengumuman dari Kegiatan sharing cerita / pengalaman yang diselenggarakan oleh PT. PHILIPS INDONESIA di facebook dan twitter.


Berbekal sharing pengalaman pribadi jadi ya saat menulisnya mengalir begitu saja sesuai dengan kejadian sebenarnya. Dan alhamdulillah tulisan pengalaman ini berhasil dilirik juga oleh juri dari Fanpage Philips Avent. Hadiah yang pas buat baby Kenzo untuk belajar minum dari botol, karena botol ini memang dirancang untuk pemula ( New Born / bayi baru lahir ) dengan keunggulan-keunggulan yang ditawarkan.

Produk botol dari Avent Philips mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut :
  • Terbuat dari plastik PP sehingga BPA Free.
  • Aliran susu dirancang agar menyerupai ritme hisapan bayi, sehingga bayi dengan mudah menyelaraskan antara menyusu langsung dari ibu atau menyusu menggunakan botol.
  • Pada dot, terdapat dua valve sebagai lubang udara, sehingga udara dapat terpisah dengan susu. Teknologi ini mengurangi kolik yang bisa menyebabkan bayi kembung dan rewel. Aliran susu lambat, sehingga cocok untuk bayi baru lahir.
  • Memiliki adapter ring yang berfungsi mencegah kebocoran.
  • Tipe wide neck yang dapat mengurangi resiko bingung puting.
Hadiah ini bisa dibilang hadiah pertama yang saya peroleh melalui blog ini. Mudah-mudahan bisa menjadi penyemangat untuk terus nge-Blog dan menulis lebih baik lagi kedepannya. -aamiin...

with love,