Pernah mendengar Biduran atau Kaligata ? Duuuh...semoga hanya pernah mendengar atau melihatnya saja ya. Karena meskipun kelainan pada kulit ini bukan termasuk penyakit berat atau bahkan sampai mematikan, namun kelainan tersebut bisa dibilang sangat-sangat mengganggu bagi penderitanya, termasuk saya.
Secara pastinya saya lupa kapan mulai mengalami menderita kelainan tersebut. Namun masih jelas terekam dalam ingatan saya pada saat menjelang Ujian Nasional ketika saya di bangku SMP, biduran itu menjadi sangat mengganggu konsentrasi belajar saya. Di sisi lain harus fokus dengan seabrek materi yang harus dipersiapkan untuk ujian, namun di sisi lain rasa gatal itu seakan tidak mau kompromi. Semenjak itu saya mulai akrab dengan yang namanya biduran.
Kulit saat biduran (Sumber Foto : mediskus.com) |
Kaligata atau biasa orang menyebutnya dengan istilah biduran, atau istilah di dunia medisnya adalah Urtikaria merupakan suatu kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap bermacam-macam sebab. Ciri-ciri biduran :
- Bentol / penonjolan pada kulit dengan batas yang tegas
- Rasa gatal disertai rasa panas di daerah bentol
- Berwarna merah muda
- Awalnya berupa bentol kecil-kecil yang kemudian mengumpul menjadi bentol besar
- Akan menghilang setelah 1-48 jam
Urtikaria ada dua macam yaitu Urtikaria Akut dan Urtikaria Kronis. Urtikaria Akut umumnya berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari, dan dapat diketahui penyebabnya. Sedangkan Urtikaria Kronis bila sudah timbul akan berlangsung setiap hari selama beberapa bulan, dan umumnya tidak diketahui apa pencetusnya / alergennya.
Nah biduran yang saya alami ini tergolong yang kedua, yaitu urtikaria kronis. Rasa gatal yang diakibatkan biduran atau kaligata ini sama dengan gatal akibat ulat bulu. Dan biduran tersebut bisa timbul di bagian tubuh mana saja, di tangan, lipatan kulit, dada, punggung, muka, bahkan di daerah kewanitaan sekalipun. Sudah banyak dokter saya datangi, dari dokter umum sampai dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin (Sp.KK) namun biduran ini sampai kini masih setia muncul kapan saja. Dokter biasanya memberikan bedak anti gatal dan obat antihistamin seperti :
- CTM
- Dextamin
- Cetirizine
- Fexofenadine
- Iterhistin
- Ioratadine
Obat antihistamin tersebut akan memblokir efek histamin yang menyebabkan terjadinya biduran, dan akan mengurangi rasa gatal serta menghilangkan ruam / bentol. Namun efek dari obat ini biasanya hanya berlangsung 1x24 jam. Sehingga saya harus minum obat ini lagi keesokan harinya bila tidak ingin timbul biduran. Namun karena takut ketergantungan biasanya saya hanya akan minum pada saat biduran sudah timbul dan rasa gatal sudah tak tertahankan. Dokter sudah menyarankan agar saya mencari tahu apa alergen atau pemicu biduran pada kulit saya. Dari makanan, binatang peliharaan ( terutama kucing ), sampai faktor cuaca. Namun setelah sekian lama saya perhatikan tidak ada satupun yang menjadi penyebab pasti mengapa biduran pada kulit saya bisa datang dan pergi sesuka hati. Saat saya coba makan udang, kepiting, keju, susu, atau makanan pencetus alergi lainnya, kalau biduran sedang bisa berdamai maka diapun tidak muncul. Ataupun pada saat musim penghujan, atau cuaca sedang terik sekalipun, kadang muncul kadang tidak. Sehingga dari sekian banyak pencetus alergi tersebut tidak ada satupun yang bisa saya beri check sign.
Biduran tersebut bila sudah datang berkunjung, setiap hari akan muncul di permukaan kulit yang berbeda-beda, yang nantinya akan menghilang dengan sendiri baik rasa gatal maupun bentolnya setelah beberapa jam. Dan kondisi tersebut bisa terjadi selama berbulan-bulan lamanya. Kemudian tanpa bisa diketahui juga apa yang mengobatinya, biduran tersebut bisa tidak kambuh selama beberapa tahun lamanya meski berada pada cuaca yang sama persis pada saat biduran tersebut kambuh.
Kondisi Tak Bersahabat
Mempunyai kelainan seperti ini tentu saja membuat saya sering berada pada kondisi yang tidak bersahabat. Beberapa kondisi yang sangat tidak bersahabat yang pernah saya alami saat biduran hadir di anatarnya :
- Saat Ujian - menghadapi ujian dan tiba-tiba si kaligata datang menghampiri, arrggh...garuk sana, garuk sini sangat mengganggu konsentrasi belajar. Kalau rasa gatal sudah sangat menjadi mau tidak mau minum obat antihistamin. Pada saat itu ibu sering menyediakan CTM, yang harganya relatif terjangkau. Namun efek sampingnya yaitu rasa kantuk yang amat sangat. Jadi gimana dong? gak minum gatalnya gak ketulungan, minum obat malah ngantuk. Serba salah ya jadinya :(
- Saat di Pantai Kuta, Bali - Waktu itu sedang jalan-jalan dalam rangka study tour SMA ke Bali selama 3 hari. Pada siang menjelang sore hari di pantai Kuta, biduran datang tanpa permisi. Memang dari paginya selama kunjungan ke beberapa tempat wisata bentol-bentol sudah mulai muncul sedikit. Namun masih bisa ditahan dan karena timbulnya juga bukan di daerah yang terlihat. Namun pada saat tiba di pantai Kuta, saya merasakan bagian leher dan wajah semakin gatal. Makin gatal, makin digaruk saking gak tahannya. Dan tambah lama muka saya berasa semakin menebal akibat bentol-bentol merah yang mulai mengumpul menjadi blok ruam yang besar di permukaan wajah. Saya rasakan saat itu kelopak mata membengkak dan gatal. Kedua pipi juga terasa menebal serta gatal. Berasa seolah-olah saya berubah menjadi Hulk waktu itu. Dan takut malu kalau dilihat teman-teman lainnya, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke parkiran di mana Bis kami menunggu di sana. Sepanjang jalan menuju parkiran bis saya berjalan menundukkan wajah serta menutupnya sebagian dengan jaket, malu bila sampai dilihat orang lain. Berjalan lumayan jauh sekitar 500 meter lebih untuk sampai ke parkiran Bis. Sesampainya di dalam bis, saya hanya tidur menelungkup di kursi bis sambil menutupi wajah yang terasa sudah semakin menebal sambil menunggu sampai semua teman-teman kembali ke bis. Untungnya sesampainya di hotel tempat kami menginap, beberapa teman langsung membawakan CTM untuk segera saya minum, dah alhasil setelah beberapa saat sayapun tepar akibat efek samping rasa kantuk yang luar biasa.
- Saat Jam Kuliah - pada saat jam kuliah si kaligata nakal inipun pernah muncul mengganggu. Dan munculnyapun di leher serta wajah. Kalau di daerah lain, masih bisa saya tahan meski gatal luar binasa. Dan alhasil sayapun akhirnya ijin pada dosen untuk pulang dan tidak mengikuti mata kuliah har itu. Dan lagi-lagi, selama di angkot saya harus menutupi muka saya agar bentol-bentol besar itu tidak terlihat oleh para penumpang lainnya.
- Saat hamil - Pada saat hamil anak ke-1 dan ke-2 biduran itupun seakan tidak mau kompromi. Datang mengganggu selama masa kehamilan saya. Benar-benar harus berjuang melawan rasa gatal yang tak terkira, karena terpaksa tidak bisa minum obat antihistamin demi janin. Dan parahnya lagi, menahan sekuat tenaga agar jangan sampai menggaruk pabila bidurannya pas muncul di perut yang membuncit. Bahaya kan, bisa menjadi stretch mark, hiks :(
Biduran di perut bumil (sumber foto : google) |
Karena sampai saat inipun belum juga bisa diketahui apa penyebab atau
pemicu kaligata yang saya alami, akhirnya dengan lapang hati saya harus
tetap bersyukur bahwa Allah masih memberikan kesehatan lainnya dan
nikmat yang sungguh luar biasa banyaknya, daripada terpuruk meratapi
sedikit kelainan yang saya alami ini. Dan bagi para penderita kelainan ini saya berbagi sedikit tips untuk bisa melewati kondisi yang tidak bersahabat ini.
Tips bagi para penderita biduran apabila kelainan tersebut sedang kambuh :
- Jaga kebersihan tubuh dan pakaian
- Jaga kebersihan lingkungan, terutama dari debu
- Kenakan pakaian dengan bahan yang nyaman, lembut, dan tidak terlalu tebal
- Oleskan krim atau bedak anti gatal pada daerah yang berbentol
- Minum obat antihistamin yang aman (konsultasikan pada dokter anda)
- Hindari dulu mengkonsumsi makanan pemicu alergi pada saat biduran muncul
- Bila suka jamu, bisa coba konsumsi Jamu Gendong tradisional " kunyit asam + suruh + delima putih ". Alhamdulillah biduran yang saya alami sejak beberapa bulan yang lalu berangsur sirna sewaktu selama 2 pekan saya berlibur ke Semarang, dan di sana setiap pagi saya rajin minum jamu gendong tersebut.
with love,